Jumat, 04 Mei 2018

Pesan Presiden Jokowi Untuk Ketua OSIS Se-Indonesia : Keberagaman Indonesia Adalah Anugerah


Calon-calon pemimpin masa depan harus disiapkan mulai dari bangku sekolah. Latihan kepemimpinan menjadi salah satu cara untuk mendorong anak-anak menjadi calon pemimpin. Latihan kepemimpinan  sebaiknya juga mengenalkan siswa pada keragaman di Indonesia.

Tautan terkait : Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pernah menjadi Ketua OSIS saat bersekolah di SMA Negeri 3 Semarang 

Dengan berbagai latar belakang agama, suku, ras dan asal daerah, diharapkan para calon pemimpin melebur dalam pertemanan yang terbentuk melalui sejumlah latihan. Saat menerima lebih dari 270 siswa peserta Kawah Kepemimpinan Pelajar di Istana Bogor, Jawa Barat, Kamis (3/5/2018), 

Presiden Joko Widodo mengajak anak-anak berkeliling istana sembari menceritakan sejarah gedung tersebut. Presiden Jokowi sekaligus menunjukkan aktivitas yang ada di Istana. Tour di Istana Bogor, tambah Presiden, dilakukan agar anak-anak bangga dan merasa memiliki. Tak hanya itu, interaksi antarsiswa dengan latar belakang berbeda diharapkan membuat siswa memahami keberagaman Indonesia sebagai anugerah.

“Semua harus menyadari itu dan dimulai dari anak-anak kita,” kata Presiden. Turut mendampingi Presiden beberapa menteri, seperti Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy, Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi dan Menteri Sekretaris Negara Pratikno. Acara ini bukan untuk pertama kalinya dilakukan Presiden dengan menemui siswa para calon pemimpin. Pada 2015, peserta latihan juga diterima Presiden Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta. 

Mendikbud menjelaskan, anak memang harus disiapkan sejak dini untuk menjadi pemimpin masa depan. Model latihan ini sekaligus membuka jejaring siswa bertemu dengan teman-teman sebayanya dari berbagai wilayah di Indonesia.

Direktur Jenderal Pendidikan Dasar Menengah Hamid Muhammad menambahkan, program yang disebut Kawah Kepemimpinan Pelajar dimulai pada pemerintahan Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Namun, program ini hanya melanjutkan seleksi berjenjang dari siswa-siswa yang sudah mendapat latihan  kepemimpinan dasar di sekolah-sekolah. Setiap provinsi mengirimkan delapan siswa perwakilan untuk mengikuti acara ini.



Titin Juniar Wulandari (15), siswa SMA 1 Bayan, Lombok, Nusa Tenggara Barat, misalnya,merasakan betul perubahan dalam dirinya setelah mengikuti kawah kepemimpinan. Kalau dulu ingin menjadi anggota satuan polisi pamong praja, sekarang dia bercita-cita menjadi menteri. Titin baru pertama kali ke Ibu Kota dan Kota Bogor. Sebelumnya, tak terbayangkan ia bisa menapaki Ibu Kota, bahkan masuk Istana dan bertemu dengan Presiden.

Saat berdialog dengan sejumlah siswa, Presiden Jokowi mengingatkan, pemimpin selain memberikan semangat,dorongan, inspirasi, dan teladan, juga harus bisa mengayomi. (Sumber : Kompas, 4 Mei 2018/INA).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar